Nama : Aynun Afitriani
NIM : G1D014055
Kelompok 6
Prinsip Koreksi
Miopi, Hipermetropi dan Presbiopi
Mata
merupakan organ pada manusia yang sangat berarti. Dengan mata manusia bisa melihat, karena mata adalah
organ dari indera penglihatan.manusia dapat melihat karena pada mata terdapat
retina sebagai tempat jatuhnya cahaya.retina berfungsi menangkap bayangan
benda. Namun seringkali mata tidak diperhatikan sehingga mata mengalami
kelainan. Kelainan yang sering terjadi pada mata yaitu rabun jauh (miopi), rabun
dekat (hipermetropi), dan presbiopi.
Rabun
jauh (miopi) merupakan ketidak mampuan melihat jauh karena bola mata terlalu
panjang dan bayangan benda jatuh didepan retina. Selain bola mata teralu
panjang, kurvatura kornea dan lensa yang lebih besar, dan perubahan indeks
refraktif juga menjadi penyebab miopi. Miopi dapat diperbaiki
dengan menggunakan lensa divergen yang bersifat menyebarkan (memencarkan)
sinar. Lensa divergen atau lensa cekung atau lensa negatif dapat membantu lensa
mata agar dapat memfokuskan bayangan tepat di retina. Prinsip dasarnya lensa
negatif memmindahkan objek dengan memajukan objek pada jarak tak hingga agar
menjadi bayangan dititik jauh mata tersebut sehingga mata dapat melihat dengan
jelas.
Rabun
dekat (hipermetropi) yaitu ketidak mampuan mata untuk melihat benda atau objek
yang ada di dekat nya namun tetap mampu melihat benda atau objek yang jauh (tak
hingga) pada penderita hipermetropi bola mata terlalu pendek sehingga bayangan
jatuh dibelakang retina. Selain itu hipermetropi juga dapat terjadi apabila
kurvatura kornea dan lensa yang lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif, Titik
dekat mata orang yang menderita hipermetropi lebih jauh dari jarak baca normal
yaitu lebih dari 25 cm (Pradewa dalam
priambodo, dkk). Cacat mata hipermetropi dapat diperbaiki dengan menggunakan
lensa konvergen yang bersifat mengumpulkan sinar. Lensa konvergen atau lensa
cembung atau lensa positif dapat membantu lensa mata agar dapat memfokuskan
bayangan tepat di retina. Prinsip dasarnya adalah lensa positif digunakan untuk
memindahkan (memundurkan) objek pada jarak baca normal menjadi bayangan di
titik dekat mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas.
Presbiopi
merupakan kondisi dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya, sehingga
mata tidak dapat fokus pada benda yang dekat. Presbiopia merupakan pengurangan
kemampuan akomodasi mata akibat bertambahnya usia karena bertambahnya usia
mempengaruhi fungsi mata. Akomodasi merupakan adalah kemampuan mata
menyesuaikan kekuatan lensa sehingga benda dekat dan jauh dapat difokuskan di
retina(Sheerwood, 2013). Presbiopi sering juga disebut sebagai mata tua sebab
presbiopi ini bagian alami dari penuaan mata. Biasanya yang menderita presbiopi
adalah orang yang berusia diatas 40 tahun. Penyebab presbiopi diantaranya terjadi
gangguan akomodasi lensa mata pada usia lanjut, kelemahan otot-otot akomodasi,
lensa mata menjadi tidak kenyal atau berkurangnya elastisitas akibat kekuatan
sklrosis (lensa).
Berkurangnya
daya akomodasi pada penderita presbiopi atau mata menyebabkan penderita ini tua
tidak mampu melihat objek atau benda dengan jarak dekat maupun jarak jauh.
Kelemahan otot-otot akomodasi tidak dapat memfokuskan bayangan pada retina
sehingga menyebakan cahaya jatuh tidak tepat pada retina. Preshbiopi atau mata
tua ini dapt diatasi dengan menggunakan lensa bikonkaf yaitu dengan kacamata yang
terdiri dari dua lensa, lensa konvergen atau lensa cembung atau lensa positif
dan lensa divergen atau lensa cekung atau lensa negatif. Selain dengan kacamata
bikonkaf sering juga penderita presbiopi menggunakan kacamata baca. Kacamata
bikonkaf diatur sedemikian dengan bagian atas lensa divergen atau lensa cekung
atau lensa negatif untuk melihat benda atau objek jauh dan lensa kovergen atau
lensa cembung atau lensa positif di bagian bawah untuk melihat benda atau objek
dekat.
Daftar
pustaka :
Priambodo,
W.W, dkk. 2012. Perangkat pengukur rabun
jauh dan rabun dekat pada mata berbasis mikrokontroler. Jurnal Teknologi.
Vol. 5 : 2.
Sherwood, Lauralee.
2013. Fisiologi manusia dari sel ke
sistem. Jakarta: EGC.