Nama : Aynun Afitriani
NIM : G1D04055
Kelompok 6
Mekanisme
Tersedak
Setiap
makhluk hidup membutuhkan makan, terutama manusia. Setip hari manusia makan untuk
melangsungkan hidupnya karena makanan merupakan sumber energi yang dibutuhkan makhluk
hidup untuk melakukan aktivitasnya. Sumber energi yang akan digunakan untuk
melakukan aktivitas didapat dari makanan melalui proses pencernan makanan. Proses
pencernaan makanan melalui beberapa organ yaitu oral, faring, eshofagus,
gaster, instestine, colon, rectum dan anus.
Proses pencernaan
makanan ini dimulai dari makanan masuk ke mulut kemudian didalam mulut makanan
dipotong-potong oleh gigi, lidah dalam mulut membolak-balikan makanan sehingga
makanan mudah dihancurkan, kelenjar saliva juga di eksresikan untuk mempermudah
pemotongan makanan menjadi kecil-kecil dan melumasi makanan tersebut sehingga menjadi
bolus dan dapat masuk ke esophagus dengan proses menelan. Proses menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena pada hampir setiap saat
faring melakukan fungsi lain, di samping menelan dan hanya diubah dalam beberapa detik
ke dalam traktus digestivus untuk mendorong makanan.
Pada proses menelan
yang penting adalah respirasi
tidak terganggu akibat menelan. Karena makanan yang ditelan masuk ke faring,
faring dan laring merupakan saluran yang memiliki satu katup epiglotis, katup
epiglotis ini bekerja membuka faring dan menutup laring saat menelan, dan
membuka laring dan menutup faring saat oksigen masuk (proses pernapasan). Menelan merupakan rangkaian gerakan otot yang sangat
terkoordinasi, mulai dari pergerakan volunter lidah dan dilanjutkan serangkaian
refleks dalam faring dan esophagus. Bagian aferen lengkung refleks ini
merupakan serabut-serabut yang terdapat dalam saraf V, IX dan X. Pusat menelan
(deglutisi) ada di medulla oblongata. Di bawah koordinasi pusat ini,
impuls-impuls berjalan ke luar dalam rangkaian waktu yang sempurna
melalui saraf cranial V,X dan XII menuju ke otot-otot lidah, faring, laring dan
esophagus.
Pada proses faringeal,
yaitu proses masuknya makanan ke esophagus melalui faring terjadi sangat
singkat yaitu 2 derik. Namun pada proses ini seringkali terjadi tersedak.
Tersedak merupakan kesalahan yang sering terjadi saat menelan makanan yaitu
katup epiglotis membuka laring dan faring sebagai jalan agar makanan menuju ke
lambung tertutup, tersedak dapat terjadi akibat epiglotis tidak sempurna
menutup laring (Indrawati, 2009).
Pita suara juga
terlibat pada saat proses menelan. Pada proses menelan pita suara melakukan
tugas yang tidak berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot-otot laring
mendekatkan kedua pita suara satu sama lain sehingga pintu masuk glotis
tertutup. Bolus juga mendorong suatu lipatan kecil jaringan tulag rawan,
epiglotis, kebelakang menutupi glotis sebagai proteksi tambahan agar makanan
tidak masuk ke saluran napas. Pusat menelan secara singkat menghambat proses
pernapasan didekatnya (Sheerwood, 2013). Dengan laring dan trakea tertutup maka
otot-otot faring berkontraksi mendorong bolus ke dalam esophagus. Apabila saat
menelan masih terjadi proses pernapasan maka bolus tidak masuk ke dalam
esofagus secara sempurna. Hal ini dinamakan tersedak. Tersedak dapat terjadi
karena katup epiglotis tidak menutup laring secara sempurna.
Tersedak dapat terjadi
apabila pusat pernapasan tidak terhambat. Selain itu tersedak juga bisa terjadi
ketika makan sambil berbicara, ataupun sambil tetawa. Sebab ketika makan sambil
berbicara atau tertawa pita suara tidak dapat melakukan tugasnya secara
sempurna, maka katup epiglotis bekerja sangat cepat, sehingga mengakibatkan
laring tidak tertutup oleh katup epiglotis secara sempurna dan dapat
mengakibatkan makanan masuk ke laring dan tejadi tersedak. Tersedak ini dapat
dihindari dengan tidak makan sambil berbicara maupun tertawa.
Daftar pustaka :
Indriawati, Ratna. 2009. Physiology of Tractus Digestivus. ELS FK
UMY.
Sheerwood, Lauralee. 2013. Fisiologi manusia dari sel ke sistem.
Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar