Nama : Aynun Afitriani
NIM : G1D014055
Kelompok 6
Mekanisme
Sendawa
Seusai
makan seringkali orang mengeluarkan udara melalui mulut dengan bersuara ataupun
tidak, hal ini dikenal dengan sendawa atau bersendawa. Setiap orang pasti
merasakan sendawa, sendawa biasanya terjadi setelah selesai makan. Biasanya
banyak orang mengatakan bahwa bersendawa merupakan tanda bahwa seseorang telah
kenyang. Namun pada kenyataannya sendawa disebabkan karena ketika makanan masuk
ke lambung udara juga ikut masuk ke lambung. Bersendawa
disebabkan oleh letusan dari
udara yang tertelan. Bersendawa
bisa terjadi
bila volume normal udara
tertelan tidak dapat masuk ke dalam usus
halus proxsimal karena gangguan motilitas, gastroparesis
atau obstruksi lambung,
atau karena adanya kompeten sfingter eshopageal
rendah (LES)
(Canan, 2008).
Sendawa
tidak lepas dari proses menelan, ketika menelan sfingter faringoesofagus
menutup pintu masuk ke esofagus untuk mencegah udara yang masuk dengan jumlah
besar ke esophagus dan lambung saat bernapas. Udara hanya diarahkan ke laring
sebagai saluran pernapasan. Apabila udara ada yang masuk ke esofagus maka
esofagus menerima banyak gas yang akan menimbulkan sendawa (Sheerwood, 2013).
Pelepasan gas-gas dari saluran pencernaan ke kerongkongan kemudian melaui
mulut, gas-gas ini akibat udara yang masuk ke saluran pernapasan karena
sfingter faringoesofagus melalui mulut. Saat menelan laring harus tertutup
rapat agar cairan maupun makanan yang naik dari lambung tidak masuk ke
paru-paru. Saat menelan laring terangkat secara otomatis dan sejalan dengan itu
katup kerongkongan atas terbuka sehingga mempermudah gas keluar dari
kerongkongan ke tenggorokan. Selain itu katup kerongkongan bawah terbuka
sehingga gas naik dari lambung ke esofagus, ketika hal tersebut terjadi maka
diafragma turun ketika inspirasi, terjadi peningkatan tekanan rongga perut dan
penurunan tekanan rongga dada sehingga menyebabkan keluarnya udara dari lambung
ke kerongkongan
Sendawa juga dapat terjadi apabila
terdapat gangguaan yang ada pada tubuh manusia, sendawa juga didefnisikan saraf menelan udara atau menelan jumlah yang
berlebihan dari minuman
berkarbonasi (Canan, 2008). Minuman
berkarbonasi sering kali menyebabkan sendawa yang berkali kali karena dalam
minuman tersebut banyak mengandung oksigen, sehingga udara yang ada pada
minuman tersebut masuk ke esofagus berjumlah banyak, karena oksigen tersebut
tidak diperlukan oleh lambung (gaster) sehingga dikembalikan ke esofagus dan
dikeluarkan melalui mulut sehingga terjadi sendawa.
Pasien dengan penyakit gastroesophageal reflux
(GERD), karsinoma lambung, penyakit maag pepric,
atau uremia mungkin
mengeluhkan bersendawa
yang sering bahkan berkali kali. Pasien dengan penyakit galbladder sering bersendawa untuk
alasan yang tidak diketahui. kadang-kadang
bersendawa adalah kebiasaan gugup, dan udara yang
tertelan bahkan tidak dapat
mencapai perut sebelum lettusan terjadi. jarang,
bersendawa gas keruh
berbau menunjukkan statis lambung kronis
atau fistula gastrokolik.
Sendawa
juga dapat terjadi apabila mulut yang membuka lebar dan angin masuk ke dalam
saluran pencernaan, sehingga di lambung penuh dengan udara. Setelah penuh maka
udara tersebut akan keluar sedikit sedikit ke esofagus lalu dikeluarkan oleh mulut.
Dengan demikian sendawa tidak hanya terjadi seusai makan karena udara masuk
bersamaan dengan makanan melalui saluran pencernaan, namun apabila ada udara
dengan jumlah banyak yang masuk ke saluran pencernaan maka sendawa dapat
terjadi.
Daftar
pustaka :
Canan, Avunduk. 2008. Manual of gastroenterology: diagnosis and
herapy. -4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams 7 Wilkins.
Sheerwood, Lauralee. 2013. Fisiologi manusia dari sel ke sistem.
Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar